Rabu, 31 Mei 2017

Jual Alat Tes HiV Siap Kirim Ke Trenggalek

Jual Alat Tes HiV Siap Kirim Ke Trenggalek Segera Hubungi WA/SMS 085730846493

Test HIV ini bekerja dengan sistem mendeteksi kandungan darah apakah terdapat Antibodi yang diwujudkan tubuh kepada virus HIV. Kalau terdeteksi bahwa terdapat Antibodi yang diciptakan tubuh terhadap virus HIV, itu menandakan Positif terinfeksi HIV, tetapi sekiranya sebaliknya berarti Negative terinfeksi HIV.

Test HIV Keunggulan :

  1. Sistem pengaplikasian sungguh-sungguh mudah

  2. Hasil sungguh-sungguh kencang 1-5 menit

  3. Bisa dipakai dirumah, dikamar, dikos, dimana saja

  4. Tak usah pergi ke Laboratorium dengan biaya mahal

  5. Privasi terjaga hanya anda yang mengetahui

  6. Kami Packing dengan Aman, Rapi dan RAPAT supaya menjaga PRIVASI anda

  7. Pengiriman kami lakukan tiap-tiap hari

  8. DIJAMIN KEAKURATANNYA!!!


Sistem Penerapan Alat Tes HIV :

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air hangat lalu pijat jari tangan supaya sirkulasi darah lancar. Kemudian sterilkan dengan alkohol swab.

  2. Buka penutup jarum lancet. Tusukkan jarum pada ujung jari. Kemudian tekan jari yang sudah ditusuk tadi hingga cukup banyak darah yang keluar (1-2 tetes) lalu kumpulkan dengan pipet dropper.

  3. Buka penutup cup yg berisi cairan buffer secara hati2 supaya tidak tumpah. Tetes kan 1-2 tetes darah kedalam cairan buffer tersebut.

  4. Masukkan alat strip hiv (sesuai pedoman) kedalam cup, sehingga campuran cairan buffer dan darah mengabsorpsi kedalam alat strip hiv.

  5. Tunggu selama 15 menit lalu baca hasil nya


Positif (+) bila ada dua garis pada (C) dan (T)

Negatif (-) apabila cuma satu garis pada (C)

Note :

Alat ini cuma sebagai alat diagnosa screening test. Jika hasil positif, konsultasikan dengan Dokter untuk pemeriksaaan lebih lanjut.



Kelengkapan Setiap 1 Pcs :

  1. Test HIV Strip (1 Buah)

  2. Alkohol Swap (1 Buah)

  3. Blood Lancet (2 Buah)

  4. Cairan Buffer 5ml (1 Buah)

  5. Tutorial Penerapan


(PRODUK KAMI BEDA DARI TOKO LAINNYA, KAMI MEMBERIKAN 1 BOTOL CAIRAN BUFFER DI SETIAP 1 PCS, KARENA CAIRAN BUFFER SANGAT PENTING AGAR HASIL YANG DI DAPAT AKURAT)

Pertanyaan pembeli :

Sistem keluarin darah nya gimana ???

Nb. Nanti Ada Tutorial komplit cara pemakaiannya secara detil

Jika anda ingin order silahkan menghubungi kami di wa / sms : 085730846493

Rabu, 10 Mei 2017

hasil tes hiv reaktif

Jelaskan arti hasil tes hiv reaktif secara sederhana, hindari jargon teknis.085730846493
Tekankan pentingnya pengujian konfirmatori dan jadwalkan kunjungan kembali untuk hasil tes konfirmasi.
Menggarisbawahi pentingnya melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari kemungkinan menularkan infeksi ke orang lain sambil menunggu hasil pengujian konfirmasi.
Mereka menyarankan agar pesan sederhana untuk menyampaikan informasi ini bisa menjadi "Hasil tes pendahuluan Anda positif, tapi kami tidak akan tahu pasti apakah Anda terinfeksi HIV sampai kami mendapatkan hasil dari tes konfirmasi Anda. Sementara itu, Anda harus berhati-hati untuk tidak mentransmisikan virus. "3


Penyedia lainnya mungkin ingin menghindari penggunaan kata 'positif' sama sekali dan berpegang pada istilah 'reaktif'. Meski maknanya mungkin tidak segera jelas, bisa dijelaskan dalam hal tes yang bereaksi terhadap sesuatu dalam darah seseorang.

Hasil reaktif
Hasil tes yang cepat dapat digambarkan sebagai 'negatif' atau 'reaktif'.
Hasil reaktif ('positif') hanya pendahuluan dan harus ditindaklanjuti dengan tes konfirmasi.
Dalam kasus rapid test, biasanya hasil tes digambarkan sebagai 'negatif' atau 'reaktif'.

Sementara hasil HIV-negatif dapat dengan percaya diri diberikan dengan satu hasil tes cepat saja, yang tampaknya merupakan hasil positif bisa menjadi false positive dan dapat menyebabkan gangguan yang tidak perlu jika salah diberikan. Seperti tes HIV lainnya, hasil reaktif ('positif') perlu dikonfirmasikan dengan tes konfirmasi sebelum diagnosis HIV-positif dapat dilakukan.

Tantangan khusus dengan tes cepat adalah bagaimana mengkomunikasikan hasil reaktif kepada klien (yang mungkin hadir saat hasilnya sedang dibaca) dan jelaskan bahwa tes pelengkap diperlukan.

Selain itu, untuk pengujian lebih lanjut dilakukan, klien harus menyetujui untuk mengambil sampel tambahan. Pengujian bersifat sukarela dan beberapa individu mungkin memilih untuk tidak melakukan tes lebih lanjut, terutama bila ini melibatkan pemberian sampel darah vena atau pergi ke fasilitas kesehatan yang berbeda. Lebih banyak individu mungkin setuju untuk melakukan pengujian konfirmasi dan menerima hasilnya jika tes yang digunakan adalah tes cepat lainnya, dari produsen yang berbeda.1,2

Masalah ini lebih jarang dihadapkan pada pengujian berbasis laboratorium tradisional - sampel darah yang cukup banyak diambil untuk memungkinkannya diuji beberapa kali dan untuk setiap ketidakpastian dalam diagnosis yang harus diselesaikan. Orang yang mengikuti tes ini jarang menyadari bahwa semua ini sedang terjadi.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan bahwa penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk:

Alat Tes HIV Sendiri I Alat Tes HIV Secara Mandiri I Alat tes Hiv di Rumah

Alat Tes HIV Sendiri I Alat Tes HIV Secara Mandiri I Alat tes Hiv di Rumah


PARIGI, (PR).- Saat ini, masyarakat sebenarnya bisa melakukan uji HIV-AIDS secara mandiri. Memakai alat tes hiv ringkas yang penggunaannya mirip test pack saat menguji kehamilan. Hal tersebut diungkapkan Country Program Manager AIDS Healthcare Foundation (AHF) Indonesia Riki Febrian, dalam perbincangan bersama “PR” di Pantai Barat, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Rabu 7 Desember 2016.

Riki memaparkan, alat tes hiv tersebut sebenarnya sudah dijual bebas di pasaran Indonesia. Terdapat beberapa jenis jika dibedakan berdasarkan cara penggunaan alat tes HIV. Ada yang menggunakan sampel darah, ada juga yang dipakai dengan menempelkannya ke bagian balik lidah. Hampir semua alat tersebut didatangkan dari luar negeri. Namun untuk mendapatkannya relatif mudah. Pasalnya di penjual-penjual online pun, sudah bisa dengan mudah ditemukan.

“Di online shop juga sudah banyak, dan sudah banyak juga yang coba tes HIV dengan alat itu. Hanya ini tak terfollow up karena belum masuk program pencegahan HIV dari pemerintah, masih impor secara mandiri oleh pihak swasta,” ucap Riki.

Jika penggunaan alat tes HIV ringkas ini sudah masuk ke dalam program pencegahan HIV-AIDS dari pemerintah, dia yakin penggunaannya bisa diperluas. Keberadaan alat tes HIV ini bisa mempermudah proses tes HIV. Dengan demikian diharapkan minat masyarakat untuk melakukan tes HIV juga meningkat. Hal ini yang menjadi salah satu fokus AHF Indonesia.

Karena di beberapa negara tetangga, seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Tiongkok, penggunaan alat tes HIV tersebut sudah menjadi bagian dari program pemerintah. Pemerintah mereka meregulasi penggunaan alat tes HIV ini, karena World Health Organization (WHO) pun sudah merekomendasikannya.

Seperti diketahui, saat ini pengendalian HIV-AIDS di tanah air masih terkendala enggannya warga memeriksakan diri. Baik karena takut, malu, maupun malas menyediakan waktu khusus untuk datang ke layanan kesehatan di apotik klinik swasta puskesmas atau rumah sakit.

Meski begitu, penggunaan alat tes ringkas HIV ini diyakini tidak akan mengurangi peran petugas kesehatan. Riki mengibaratkan alat tes HIV cepat ringkas tersebut seperti penggunaan tespek oleh para wanita. Hanya sebagai pemeriksaan pertama. Wanita yang menggunakan tespek lalu hasilnya positif, bagaimana pun akan langsung mencari bidan atau dokter untuk memastikan hasil tes mereka sendiri secara mandiri.

Selain itu berkonsultasi apa yang harus dilakukan terkait kehamilan mereka. Hal serupa berlaku untuk alat tes HIV ini. Jika alat tes HIV tersebut menunjukkan hasil positif, dengan sendirinya orang bersangkutan Penderita penyakit HIV akan mencari layanan kesehatan dokter untuk tes lanjutan, guna memastikannya.

“Jadi bukan berarti upaya tes HIV sekarang gagal, tidak. Justru penggunaan alat tes HIV tersebut bisa mendukung tes yang sekarang ada. Jadi membantu petugas,” tutur dia.

Saat ini, tes HIV yang masuk ke dalam program pemerintah baru tes yang digelar layanan-layanan kesehatan dan sejumlah instansi lain yang berwenang. Mulai dari rumah sakit sampai Puskesmas.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) di Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Sukmayadi mengatakan, di Kabupaten Pangandaran, terdapat 4 Puskesmas yang sudah bisa melayani pengetesan HIV-AIDS.

Puskesmas yang melayani ini adalah Puskesmas Pangandaran, Parigi, Cimerak, dan Cikembulan. Beberapa tahun terakhir, bahkan petugas di Puskesmas tersebut sudah menjalani pelatihan pelayanan tes HIV di Bandung.

“Untuk pemeriksaan tes HIV lanjutannya, juga sudah tidak perlu ke Banjar atau Ciamis. Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Pangandaran) sudah bisa,” ucap Yadi.*** Baca juga apa itu tes hiv?

sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/12/08/tes-hiv-bisa-pakai-alat-semacam-test-pack-387299

Zaman semakin maju perkembangan teknologi saat ini sudah beredar di toko online atau marketplace produk alat tes hiv rapid test hiv yang di jual bebas secara online di pasaran

dan alat ini penggunaan nya bisa di pakai sendiri di rumah tanpa anda datang ke apotik tidak perlu ke klinik atau rumah sakit jika anda ingin menjaga privasi anda, bisa anda dapat kan di blog kami ini salah satu uji / alat tes hiv yang paling akurat kami rekomendasikan adalah Mono Rapid Test Hiv / MonotesStrip Test Hiv


.


Apa Tes HIV Itu?

Apa Tes HIV Itu?

Tes HIV memberi tahu kita apakah kita terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. 085730846493 Kebanyakan tes ini mencari antibodi terhadap HIV. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman tertentu. Antibodi terhadap semua kuman berbeda, jadi bila ditemukan antibodi terhadap HIV dalam darah kita, artinya kita terinfeksi HIV. Ada juga jenis tes lain yang mencari tanda bahwa virus sendiri ada di dalam darah, tetapi tes macam ini belum tersedia di Indonesia.

Apa Proses Tes HIV?

Tes yang paling lazim untuk HIV adalah tes darah. Sekarang juga ada tes yang dapat mencari antibodi dalam air seni, atau dalam cairan yang diambil dari dalam mulut (bukan air liur), digesekkan dari dalam pipi. Tes yang sering dipakai sekarang disebut tes cepat atau rapid test, yang mampu menyediakan hasil dalam 20-30 menit setelah contoh darah atau cairan lain diambil.
Untuk tes darah, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik sekali pakai, atau tetes darah diambil setelah jari kita ditusuk dengan jarum sekali pakai. Jika hasil tes pertama ‘reaktif’ (positif), hal ini menunjukkan kemungkinan kita terinfeksi HIV. Tetapi tes harus diulang sekali (jika kita mempunyai gejala penyakit HIV) atau dua kali dengan cara berbeda untuk memastikan hasilnya benar, dan dapat dinyatakan ‘positif’. Ini biasanya dilakukan oleh tempat tes tanpa kita ketahui. Hasil juga dapat dilaporkan sebagai ‘non-reaktif’ (negatif). Kadang laboratorium juga melaporkan angka non-reaktif (mis. ‘non-reaktif, 0,34’). Angka ini tidak ada relevansi sama sekali dan sebaiknya diabaikan.
Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih. Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS, manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti hasilnya positif. Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah diambil (sering disebut informed consent). Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh konselor yang sama saat hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita, dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan tes bertanggung jawab untuk menjamin nama kita dan hasil tes tidak diketahui orang lain (konfidensialitas – lihat LI 813).
Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita. Sayangnya, di Indonesia, tidak jelas berapa sebenarnya usia ‘di bawah umur.’
Hasil tes tidak wajib dilaporkan ke pemerintah. Ada beberapa tempat tes yang tidak mewajibkan kita memberi nama atau identifikasi. Ini disebut tes tanpa nama atau anonim.

Bagaimana Kita Dapat Dites?

Semua rumah sakit rujukan AIDS (lebih dari 300 di seluruh Indonesia) dan satelitnya menyediakan layanan tes HIV, sering kali di klinik disebut VCT (voluntary counseling and testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Daftar rumah sakit rujukan dapat dilihat di situs web Spiritia (lihat alamat di bawah) atau dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah. Selain itu ada beberapa klinik lain yang menyediakan tes HIV, dan tes juga dapat dilakukan di beberapa laboratorium swasta, walau sering kali lab tersebut tidak menyediakan konseling.

Siapa Sebaiknya Dites?

Kita dapat terinfeksi HIV tanpa mengetahuinya. Kita mungkin tidak merasa sakit atau mempunyai keluhan. Tetapi kita tetap bisa menularkan orang lain. Siapa pun yang aktif secara seksual atau memakai jarum suntik secara bergantian sebaiknya tes HIV secara berkala. Kemenkes mengusulkan semua ibu hamil ditawarkan tes HIV di layanan pranatal. Kalau kita ragu apakah ada kemungkinan kita terinfeksi HIV, sebaiknya dites.

Kapan Sebaiknya Kita Dites?

Jika kita menjadi terinfeksi HIV, biasanya sistem kekebalan tubuh baru membentuk antibodi tiga minggu hingga tiga bulan setelah kita terpajan. Masa ini disebut masa jendela. Jadi, jika kita merasa kita terpajan, atau melakukan perilaku berisiko tertular HIV, kita sebaiknya menunggu tiga bulan setelah peristiwa berisiko sebelum kita dites. Kita juga dapat langsung tes, dan mengulangi tes tiga bulan setelah peristiwa (bukan setelah tes pertama). Selama masa jendela ini, tes antibodi akan menunjukkan hasil non-reaktif (negatif), tetapi walaupun begitu, jika kita sudah terinfeksi kita dapat menularkan orang lain. Sebetulnya, selama masa awal infeksi ini, daya menular (lihat LI 166) kita paling tinggi sehingga kita lebih mungkin menularkan orang lain kalau kita berperilaku berisiko.
Menurut pedoman Kemenkes RI, hasil tes HIV yang non-reaktif tiga bulan atau lebih setelah peristiwa berisiko berarti kita tidak terinfeksi HIV, atau dalam kata lain, kita HIV-negatif. Namun, sekali lagi, kalau kita ragu, tidak salah kalau tes ulang.

Ada Tes yang Memberi Hasil Lebih Cepat?

Tes viral load mencari potongan genetik HIV. Bibit ini terbentuk sebelum sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi. Tes viral load tidak biasa dipakai untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi, karena tes tersebut jauh lebih mahal dibandingkan tes antibodi. Selain itu, tingkat hasil yang salah lebih tinggi, sehingga tes viral load ini tidak disetujui oleh Kemenkes sebagai alat diagnosis HIV untuk orang dewasa di Indonesia.

Apa Artinya Jika Kita Positif?

Hasil positif atau reaktif berarti kita mempunyai antibodi terhadap HIV, dan itu berarti kita terinfeksi HIV. Hasil tes seharusnya disampaikan kepada kita oleh konselor, yang akan memberi tahu kita apa dampak pada kehidupan kita, dan bagaimana kita dapat memperoleh layanan dan dukungan kesehatan serta emosional.
Hasil positif bukan berarti kita AIDS (lihat LI 101 untuk informasi lebih lanjut). Banyak orang yang positif tetap sehat untuk beberapa tahun, dan tidak tentu langsung perlu memakai obat apa pun.
Penerimaan diagnosis HIV sering kali sangat sulit. Namun kita tidak sendiri, dan bertemu dengan teman senasib dapat sangat membantu pada saat itu. Di beberapa daerah, teman-teman Odha sudah membentuk kelompok dukungan sebaya (KDS) untuk memudahkan proses ini. Minta dirujuk pada KDS terdekat oleh petugas klinik VCT.

Apakah Kita Dapat Mempercayai Hasil Tes?

Hasil tes antibodi untuk HIV adalah benar untuk lebih dari 99,5% tes. Sebelum kita diberi hasil positif, tes diulang sebagai konfirmasi.
Ada beberapa keadaan khusus yang dapat memberi hasil yang salah atau tidak jelas:
  • Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif dapat menunjukkan hasil positif untuk beberapa bulan karena antibodi ibu dialihkan ke bayi yang baru lahir. Walaupun bayi sebenarnya tidak terinfeksi, dia mempunyai antibodi terhadap HIV dan hasil tes dapat reaktif sampai dia berusia 18 bulan. Tes lain, misalnya tes viral load, harus dipakai jika hasil yang benar dibutuhkan lebih cepat. Lihat LI 613 untuk informasi mengenai diagnosis HIV pada bayi.
  • Orang yang baru terinfeksi dapat menunjukkan hasil negatif (non-reaktif) jika dia dites terlalu dini (dalam masa jendela) sejak terinfeksi dengan HIV.

Garis Dasar

Tes HIV biasanya mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan tubuh lain. Bila kita terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuh kita membuat antibodi ini untuk melawan HIV. Biasanya dibutuhkan tiga minggu hingga tiga bulan untuk membentuk antibodi tersebut. Selama masa jendela ini, tes kita tidak akan menunjukkan hasil positif walaupun kita terinfeksi. Tes HIV biasa juga tidak memberi hasil yang dapat dipastikan untuk bayi yang baru lahir pada ibu yang terinfeksi HIV.
Hasil tes yang positif (reaktif) berarti kita terinfeksi HIV, tetapi tidak berarti kita AIDS. Jika kita memang HIV-positif, sebaiknya kita belajar tentang HIV, dan mempertimbangkan bagaimana kita dapat melindungi kesehatan kita.
Diperbarui 22 Januari 2015 berdasarkan FS$#0160;102 The AIDS InfoNet23 Juli 2014 dan sumber lain.
saat ini sudah beredah di toko online atau marketplace produk alat tes hiv rapid test hiv yang di jual bebas secara online di pasaran
dan alat ini penggunaan nya bisa di pakai sendiri di rumah tanpa anda datang ke apotik atau klinik rumah sakit bisa anda dapat kan di blog kami ini salah satu uji / alat tes hiv yang paling akurat kami rekomendasikan Mono Rapid Test Hiv / Monotes.



CARA PEMESANAN SILAHKAN KLIK GAMBAR DI BAWAH INI







Selasa, 09 Mei 2017

Tes hiv yang paling akurat l Alat tes hiv akurat l Tes hiv akurat

Tes hiv yang paling akurat l Alat tes hiv akurat l Tes hiv akurat l Alat tes hiv yang akurat l WA 085730846493

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.

Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.


HIV/AIDS di Indonesia
Di Indonesia, sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Pulau Bali adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV/AIDS di Indonesia.
Menurut UNAIDS, di Indonesia ada sekitar 690 ribu orang pengidap HIV sampai tahun 2015. Dari jumlah tersebut, setengah persennya berusia antara 15 hingga 49 tahun. Wanita usia 15 tahun ke atas yang hidup dengan kondisi HIV sekitar 250 ribu jiwa. Angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang. Dengan demikian terdapat anak-anak yatim piatu akibat kematian orang tua karena AIDS berjumlah 110.000 anak.

Penyebaran HIV
HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
  1.  Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
  2.  Melalui seks oral.
  3.  Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
  4.  Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
  5.  Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.


Tes Infeksi HIV
Jika Anda merasa memiliki risiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling. Segeralah mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (klinik VCT) untuk tes HIV. Dengan tes ini akan diketahui hasil diagnosis HIV pada tubuh Anda.
Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV jika terbukti positif.
Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Tes HIV mungkin akan diulang satu hingga tiga bulan setelah seseorang melakukan aktivitas yang dicurigai bisa membuatnya tertular virus HIV.

Ada beberapa tempat untuk melakukan tes HIV. Anda bisa menanyakan pada rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat. Di Indonesia, terdapat beberapa yayasan dan organisasi yang fokus untuk urusan HIV/AIDS, di antaranya:
  • Komunitas AIDS Indonesia
  • ODHA Indonesia
  • Himpunan Abiasa
  • Yayasan Spiritia
  • Yayasan Orbit
  • Yayasan AIDS Indonesia

Sedangkan lembaga pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani HIV/AIDS adalah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).
Jika hasilnya positif, Anda akan dirujuk menuju klinik atau rumah sakit spesialis HIV. Beberapa tes darah lainnya mungkin akan diperlukan. Tes ini untuk memperlihatkan dampak dari HIV kepada sistem kekebalan Anda. Anda juga bisa membicarakan tentang pilihan penanganan yang bisa dilakukan.

Langkah Pengobatan Bagi Penderita HIV
Meski belum ada obat untuk sepenuhnya menghilangkan HIV, tapi langkah pengobatan HIV yang ada pada saat ini cukup efektif. Pengobatan yang dilakukan bisa memperpanjang usia hidup penderita HIV dan mereka bisa menjalani pola hidup yang sehat.
Terdapat obat-obatan yang dikenal dengan nama antiretroviral (ARV) yang berfungsi menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan tersebut diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi setiap hari. Anda akan disarankan melakukan pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak merokok, mendapatkan vaksin flu tahunan, dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko terkena penyakit berbahaya.
Tanpa pengobatan, orang dengan sistem kekebalan yang terserang HIV akan menurun drastis. Dan mereka cenderung menderita penyakit yang membahayakan nyawa seperti kanker. Hal ini dikenal sebagai HIV stadium akhir atau AIDS.

Cara Pencegahan HIV

Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan melakukan hubungan seks secara aman, dan tidak pernah berbagi jarum, dan peralatan menyuntik apa pun. Semua yang pernah berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum atau suntikan, lebih berisiko untuk terinfeksi HIV.

sumber : http://www.alodokter.com/hiv-and-aids





Hasil Tes HIV Berapa Lama ? Hasil tes hiv positif negatif reaktif non reaktif

Hasil Tes HIV Berapa Lama ? Hasil Tes Hiv positif l Hasil Tes Hiv negatif l Hasil Tes Hiv reaktif l Hasil Tes Hiv non reaktif l WA 085730846493

Hasil uji Tes HIV Nilai prediksi positif dan negatif

Nilai prediksi positif dan negatif dari sebuah tes bergantung, tidak hanya pada sensitivitas dan spesifisitas tes, tetapi juga pada prevalensi HIV pada populasi yang diteliti.
Nilai prediktif positif adalah proporsi orang dengan hasil tes positif yang didiagnosis dengan benar - yaitu, kemungkinan bahwa hasil tes positif benar dalam konteks populasi yang diuji.

Nilai prediktif negatif adalah proporsi orang dengan hasil tes negatif yang didiagnosis dengan benar - yaitu, kemungkinan bahwa hasil tes negatif benar dalam konteks populasi yang diuji.
Untuk menjelaskan secara lengkap keakuratan tes HIV, diperlukan serangkaian angka lebih lanjut. Nilai prediktif positif didefinisikan sebagai proporsi orang dengan hasil tes positif yang didiagnosis dengan benar. Sementara pada pandangan pertama ini mungkin tampak sama dengan 'kepekaan', sebenarnya ini adalah nilai yang berbeda yang juga bergantung pada prevalensi infeksi HIV pada populasi yang diuji.

Nilai prediktif positif adalah jumlah orang yang didiagnosis dengan benar HIV-positif, dibagi dengan jumlah total temuan HIV-positif. Dalam contoh kami, kami memiliki 9900 hasil tes 'benar positif' - orang terinfeksi yang dinyatakan positif - dan 9.000 hasil positif palsu. Nilai prediktif positif dalam kasus ini adalah (9900) / (9900 + 9000), atau 52,4%. Dengan kata lain, ketika tes hipotetis kami digunakan pada populasi dengan prevalensi HIV 10%, hampir setengah dari hasil positifnya salah. Dalam subpopulasi dengan prevalensi HIV yang lebih tinggi, nilai prediksi positif akan lebih tinggi, karena akan ada temuan HIV-positif yang lebih benar dibandingkan dengan tingkat hasil positif palsu yang konstan.



Karena sebagian besar tes memiliki nilai prediksi positif yang relatif rendah pada populasi dimana infeksi HIV sangat jarang terjadi, diagnosis HIV tidak pernah dilakukan berdasarkan hasil tes tunggal, namun tes konfirmasi tambahan digunakan. Nilai prediksi positif dari dua atau tiga tes berbeda, yang digunakan dalam kombinasi, sangat tinggi.

Sebaliknya, nilai prediktif negatif didefinisikan sebagai proporsi orang dengan hasil tes negatif yang didiagnosis dengan benar. Nilai ini juga bergantung pada prevalensi HIV. Nilai prediksi negatif adalah jumlah orang yang didiagnosis dengan benar HIV-negatif, dibagi dengan jumlah total temuan HIV-negatif. Hasil negatif yang sebelas 81.000 dan 100 hasil negatif palsu dalam contoh kami menghasilkan nilai prediksi negatif (81.000 / 81.100), atau lebih dari 99,9% - kemungkinan sangat tinggi bahwa hasil negatif mengindikasikan orang yang tidak terinfeksi HIV
Orang yang tidak terinfeksi Sejumlah kalkulator online untuk nilai prediksi positif dan negatif tersedia - mereka dapat ditemukan dengan memasukkan "kalkulator nilai prediksi positif" di mesin pencari.


Mitos dan Fakta HIV / AIDS l Mitos Penularan HIV dan AIDS l Mitos HIV dan AIDS

Mitos dan Fakta HIV / AIDS l Mitos Penularan HIV dan AIDS l Mitos HIV dan AIDS l WA 085730846493


Apakah gigitan nyamuk membawa risiko terinfeksi HIV?

HIV tidak menyebar melalui gigitan nyamuk atau gigitan serangga lainnya. Bahkan bila virus masuk ke dalam tubuh nyamuk atau serangga yang menggigit atau mengisap darah, virus tersebut tidak dapat mereproduksi dirinya dalam tubuh serangga. Karena serangga tidak dapat terinfeksi HIV, serangga tidak dapat menularkannya ke tubuh manusia yang digigitnya.

Apakah saya harus khawatir tertular HIV saat melakukan kegiatan olah raga?

Tidak terdapat bukti bahwa HIV dapat ditularkan ketika seseorang melakukan olah raga.
Bisakah saya terkena HIV dari bersentuhan secara biasa? (berjabat tangan, berpelukan, menggunakan toilet, minum dari gelas yang juga digunakan oleh seseorang yang terkena HIV, atau berada berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi yang sedang bersin atau batuk)?

HIV tidak ditularkan oleh kontak sehari-hari dalam kegiatan sosial, di sekolah, ataupun di tempat kerja. Anda tidak dapat terinfeksi lantaran anda berjabat tangan, berpelukan, menggunakan toilet yang sama atau minum dari gelas yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV, atau terpapar batuk atau bersin penyandang infeksi HIV.

Apakah HIV hanya menjangkiti kaum homoseksual dan pengguna narkoba saja?

Tidak. Setiap orang yang melakukan hubungan seks yang tak terlindungi, berbagi penggunaan alat suntikan, atau diberi transfusi dengan darah yang terkontaminasi dapat terinfeksi HIV. Bayi dapat terinfeksi HIV dari ibunya selama masa kehamilan, selama proses persalinan, atau setelah kelahiran melalui pemberian air susu ibu.
Sebanyak 90% kasus HIV merupakan akibat dari penularan seksual dan 60-70%kasus HIV terjadi di kalangan heteroseksual.

Apakah kita dapat mengetahui bahwa seseorang terkena HIV hanya dengan melihat dari penampilannya?

Kita tidak dapat mengetahui bahwa seseorang menyandang HIV atau AIDS hanya dengan melihat penampilan mereka. Seseorang yang terinfeksi HIV bisa saja nampak sehat dan merasa baik-baik saja, namun mereka tetap dapat menularkan virus itu ke anda. Tes darah merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak.

Bisakah saya terjangkit lebih dari satu infeksi menular seksual (IMS) pada saat yang bersamaan?

Ya. Anda dapat terkena lebih dari satu infeksi penyakit menular (IMS) pada saat yang bersamaan. Masing-masing infeksi memerlukan pengobatannya sendiri. Anda tidak dapat menjadi kebal terhadap IMS. Anda juga dapat terkena infeksi yang sama berkali-kali. Banyak pria dan wanita yang tidak merasa atau melihat gejala awal apapun ketika mereka pertama kali terinfeksi dengan IMS, kendatipun mereka masih bisa menulari pasangan seksualnya.

Ketika seseorang sedang menjalani terapi antiretroviral, dapatkan dia menularkan HIV kepada orang lain?

Terapi antiretroviral tidak dapat mencegah penularan virus ke orang lain. Terapi dapat membantu menurunkan jumlah virus ke tingkat yang tidak terdeteksi, namun HIV masih tetap ada dalam tubuh, dan dapat ditularkan ke orang lain melalui hubungan seksual, dengan bergantian memakai peralatan suntikan, atau melalui ibu yang menyusui bayinya.

Dengan perkembangan teknologi saat ini sudah beredar di toko online atau marketplace produk alat tes hiv rapid test hiv yang di jual bebas secara online di pasaran
dan alat ini penggunaan nya bisa di pakai sendiri di rumah tanpa anda datang ke apotik tidak perlu ke klinik atau rumah sakit jika anda ingin menjaga privasi anda, bisa anda dapat kan di blog kami ini salah satu uji / alat tes hiv yang paling akurat kami rekomendasikan adalah Mono Rapid Test Hiv / Monotes Strip Test Hiv.


CARA PESAN ALAT TES HIV


Cara Pencegahan HIV dan AIDS

Pencegahan HIV & AIDS l WA 085730846493


Bagaimana infeksi HIV dapat dicegah?

Penularan HIV secara seksual dapat dicegah dengan:
  • berpantang seks
  • hubungan monogami antara pasangan yang tidak terinfeksi
  • seks non-penetratif
  • penggunaan kondom pria atau kondom wanita secara konsisten dan benar
Cara tambahan yang lain untuk menghindari infeksi:
  • Bila anda seorang pengguna narkoba suntikan, selalu gunakan jarum suntik atau semprit baru yang sekali pakai atau jarum yang secara tepat disterilkan sebelum digunakan kembali.
  • Pastikan bahwa darah dan produk darah telah melalui tes HIV dan standar standar keamanan darah dilaksanakan.
Apakah “seks aman” itu?

Tak ada seks yang 100% aman. Seks yang lebih aman menyangkut upaya-upaya kewaspadaan untuk menurunkan potensi penularan dan terkena infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV, saat melakukan hubungan seks. Menggunakan kondom secara tepat dan konsisten selama melakukan hubungan seks dianggap sebagai seks yang lebih aman.

Seberapa efektifkah kondom dalam mencegah HIV?

Kondom yang kualitasnya terjamin adalah satu-satunya produk yang saat ini tersedia untuk melindungi pemakai dari infeksi seksual karena HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Ketika digunakan secara tepat, kondom terbukti menjadi alat yang efektif untuk mencegah infeksi HIV di kalangan perempuan dan laki-laki.
Walaupun begitu, tidak ada metode perlindungan yang 100% efektif, dan penggunaan kondom tidak dapat menjamin secara mutlak perlindungan terhadap segala infeksi menular seksual (IMS). Agar perlindungan kondom efektif, kondom tersebut harus digunakan secara benar dan konsisten. Penggunaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan lepasnya atau bocornya kondom, sehingga menjadi tidak efektif.

Bagaimana cara memasang kondom pria?
  • Kondom berpelumas lebih sedikit kemungkinan untuk robek saat dikenakan atau digunakan. Pelumas berbasis minyak, seperti vaselin, hendaknya tidak digunakan karena dapat merusak kondom.
  • Hanya buka bungkusan berisi kondom saat akan digunakan, kalau tidak kondom akan mengering. Berhati-hatilah agar kondom tidak rusak atau sobek ketika anda membuka bungkusnya. Bila kondom ternyata sobek, buang kondom tersebut dan buka bungkusan yang baru.
  • Kondom dikemas tergulung dalam bentuk lingkaran gepeng. Pasanglah kondom yang tergulung itu di ujung penis. Peganglah ujung kondom di antara ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan udara supaya keluar dari ujung kondom. Tindakan ini akan menyisakan ruang untuk tempat cairan semen setelah terjadinya ejakulasi. Tetap pegang ujung kondom dengan satu tangan. Dengan tangan yang satunya, gulunglah sepanjang penis yang berereksi ke arah rambut kemaluan. Jika pria pemakai tidak disunat, ia harus menarik kulup ke arah pangkal penis sebelum menggulung kondom.
  • Bila kondom tidak cukup berpelumas, pelumas berbasis air (seperti silikon, gliserin, atau K-Y jelly) dapat ditambahkan. Bahkan air ludah dapat berfungsi dengan baik sebagai pelumas. Pelumas yang terbuat dari minyak-minyak goreng atau lemak, minyak bayi atau minyak mineral, jeli berbasis bahan turunan minyak bumi seperti vaselin dan olesan lainnya – hendaknya jangan digunakan karena dapat merusak kondom.
  • Setelah berhubungan seks, kondom perlu segera dilepaskan secara benar.
  • Segera setelah si pria pemakai mengalami ejakulasi, ia harus menahan pada ujung dekat pangkal penis untuk memastikan agar kondom tidak terlepas.
  • Kemudian, si pria harus menarik keluar penisnya selagi masih dalam keadaan ereksi.
  • Ketika penis mengecil kembali, lepaskan kondom dan buanglah kondom pada tempat yang tepat. Jangan membuang kondom ke dalam toilet dan menyentornya dengan air.
  • Bila anda akan melakukan hubungan seks lagi, gunakan kondom baru, dan ulangi proses di atas dari awal.
Apakah kondom perempuan?

Kondom perempuan merupakan metode kontrasepsi pertama dan satu-satunya yang dikendalikan oleh perempuan. Kondom perempuan adalah sarung yang terbuat dari bahan polyuretan yang kuat, lembut, dan tembus pandang yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seks. Kondom tersebut sepenuhnya mengikuti bentuk vagina dan karenanya dengan penggunaan yang benar dan konsisten, ia akan memberikan perlindungan dari kemungkinan hamil sekaligus infeksi menular seksual (IMS). Kondom perempuan tidak memiliki risiko dan efek samping, dan tidak memerlukan resep atau intervensi dari staf perawatan kesehatan.

Bagaimana cara memasang kondom perempuan?
  • Ambil kondom dari dalam bungkus pelindungnya. Bila dipandang perlu, tambahkan pelumas ekstra pada cincin-cincin kondom bagian dalam dan luar.
  • Untuk memasukkan kondom, berjongkoklah, duduk dengan kedua lutut terbuka lebar, atau berdirilah dengan satu kaki bertumpu di atas bangku kecil atau kursi rendah. Pegang kondom dengan bagian ujung yang terbuka menghadap ke arah bawah. Sambil memegang cincin atas “kantung” (ujung kondom yang tertutup), pencet cincin diantara ibu jari dan jari tengah.
  • Kemudian letakkan jari telunjuk di antara ibu jari dan jari tengah. Dengan jari-jari dalam posisi tersebut, jagalah agar bagian ujung kondom tetap terjepit dalam bentuk lonjong pipih. Gunakan tangan yang satunya untuk membuka bibir vagina dan masukkan ujung “kantung” yang tertutup.
  • Setelah ujungnya masuk, gunakan jari telunjuk anda untuk mendorong “kantung” sampai ke ujung vagina. Pastikan bahwa ujung kondom telah terletak melewati tulang kemaluan anda dengan menekukkan jari telunjuk ke arah atas setelah jari berada beberapa inci di dalam vagina. Anda dapat mengenakan kondom perempuan maksimal delapan jam sebelum melakukan hubungan seksual.
  • Pastikan bahwa kondom tersebut tidak terpelintir dalam vagina anda. Jika demikian, keluarkan, berikan satu atau dua tetes cairan pelumas dan masukkan kembali. Catatan: Kira-kira satu inci dari ujung kondom yang terbuka akan berada di luar tubuh anda. Jika pasangan anda memasukkan penisnya di bawah atau di sebelah kantung, mintalah ia untuk menarik keluar kembali. Copot kondomnya, buang dan gunakan yang baru. Sampai anda dan pasangan anda terbiasa dengan kondom perempuan, akan sangat berguna jika anda menggunakan tangan anda untuk membantu memasukkan penisnya ke vagina.
  • Setelah pasangan anda berejakulasi dan menarik keluar penisnya, pencet dan putar ujung kondom yang terbuka agar sperma tidak tumpah. Keluarkan perlahan-lahan. Buanglah kondom bekas tersebut (namun jangan membuangnya ke lubang toilet).
  • Tidak disarankan untuk menggunakan ulang kondom perempuan.
Bagaimana pengguna narkoba suntik (IDU) dapat mengurangi risiko tertular HIV?

Bagi pengguna narkoba, langkah-langkah tertentu dapat diambil untuk mengurangi risiko kesehatan masyarakat maupun kesehatan pribadi, yaitu:
  • Beralih dari napza yang harus disuntikkan ke yang dapat diminum secara oral.
  • Jangan pernah menggunakan atau secara bergantian menggunakan semprit, air, atau alat untuk menyiapkan napza.
  • Gunakan semprit baru (yang diperoleh dari sumber-sumber yang dipercaya, misalnya apotek, atau melalui program pertukaran jarum suntikan) untuk mempersiapkan dan menyuntikkan narkoba.
  • Ketika mempersiapkan napza, gunakan air yang steril atau air bersih dari sumber yang dapat diandalkan.
  • Dengan menggunakan kapas pembersih beralkohol, bersihkan tempat yang akan disuntik sebelum penyuntikan dilakukan.
Bagaimana penularan dari ibu ke anak dapat dicegah?

Penularan HIV dari seorang ibu yang terinfeksi dapat terjadi selama masa kehamilan, selama proses persalinan atau setelah kelahiran melalui ASI. Tanpa adanya intervensi apapun, sekitar 15% sampai 30% ibu dengan infeksi HIV akan menularkan infeksi selama masa kehamilan dan proses persalinan. Pemberian air susu ibu meningkatkan risiko penularan sekitar 10-15%. Risiko ini tergantung pada faktor- faktor klinis dan bisa saja bervariasi tergantung dari pola dan lamanya masa menyusui.
Penularan dari Ibu ke Anak dapat dikurangi dengan cara berikut:
  • Pengobatan: Jelas bahwa pengobatan preventatif antiretroviral jangka pendek merupakan metode yang efektif dan layak untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Ketika dikombinasikan dengan dukungan dan konseling makanan bayi, dan penggunaan metode pemberian makanan yang lebih aman, pengobatan ini dapat mengurangi risiko infeksi anak hingga setengahnya. Regimen ARV khususnya didasarkan pada nevirapine atau zidovudine. Nevirapine diberikan dalam satu dosis kepada ibu saat proses persalinan, dan dalam satu dosis kepada anak dalam waktu 72 jam setelah kelahiran. Zidovudine diketahui dapat menurunkan risiko penularan ketika diberikan kepada ibu dalam enam bulan terakhir masa kehamilan, dan melalui infus selama proses persalinan, dan kepada sang bayi selama enam minggu setelah kelahiran. Bahkan bila zidovudine diberikan di saat akhir kehamilan, atau sekitar saat masa persalinan, risiko penularan dapat dikurangi menjadi separuhnya. Secara umum, efektivitas regimen obat-obatan akan sirna bila bayi terus terpapar pada HIV melalui pemberian air susu ibu. Obat-obatan antiretroviral hendaknya hanya dipakai di bawah pengawasan medis.
  • Operasi Caesar: Operasi caesar merupakan prosedur pembedahan di mana bayi dilahirkan melalui sayatan pada dinding perut dan uterus ibunya. Dari jumlah bayi yang terinfeksi melalui penularan ibu ke anak, diyakini bahwa sekitar dua pertiga terinfeksi selama masa kehamilan dan sekitar saat persalinan. Proses persalinan melalui vagina dianggap lebih meningkatkan risiko penularan dari ibu ke anak, sementara operasi caesar telah menunjukkan kemungkinan terjadinya penurunan risiko. Kendatipun demikian, perlu dipertimbangkan juga faktor risiko yang dihadapi sang ibu.
  • Menghindari pemberian ASI: Risiko penularan dari ibu ke anak meningkat tatkala anak disusui. Walaupun ASI dianggap sebagai nutrisi yang terbaik bagi anak, bagi ibu penyandang HIV-positif, sangat dianjurkan untuk mengganti ASI dengan susu formula guna mengurangi risiko penularan terhadap anak. Namun demikian, ini hanya dianjurkan bila susu formula tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, bila formula bayi itu dapat dibuat dalam kondisi yang higienis, dan bila biaya formula bayi itu terjangkau oleh keluarga.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, membuat rekomendasi berikut:
Ketika makanan pengganti dapat diterima, layak, harganya terjangkau, berkesinambungan, dan aman, sangat dianjurkan bagi ibu yang terinfeksi HIV-positif untuk tidak menyusui bayinya. Bila sebaliknya, maka pemberian ASI eksklusif direkomendasikan pada bulan pertama kehidupan bayi dan hendaknya diputus sesegera mungkin.

Prosedur apakah yang harus ditempuh oleh seorang petugas kesehatan untuk mencegah penularan dalam setting perawatan kesehatan?

Para pekerja kesehatan hendaknya mengikuti Kewaspadaan Universal (Universal Precaution). Kewaspadaan Universal adalah panduan mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
Kewaspadaan Universal meliputi:
  • Cara penanganan dan pembuangan barang-barang tajam (yakni barang-barang yang dapat menimbulkan sayatan atau luka tusukan, termasuk jarum, jarum hipodermik, pisau bedah dan benda tajam lainnya, pisau, perangkat infus, gergaji, remukan/pecahan kaca, dan paku);
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah dilakukannya semua prosedur;
  • Menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, celemek, jubah, masker dan kacamata pelindung (goggles) saat harus bersentuhan langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya;
  • Melakukan desinfeksi instrumen kerja dan peralatan yang terkontaminasi;
  • Penanganan seprei kotor/bernoda secara tepat.
Selain itu, semua pekerja kesehatan harapnya berhati-hati dan waspada untuk mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau bedah, dan instrumen atau peralatan yang tajam. Sesuai dengan Kewaspadaan Universal, darah dan cairan tubuh lain dari semua orang harus dianggap telah terinfeksi dengan HIV, tanpa memandang apakah status orang tersebut baru diduga atau sudah diketahui status HIV-nya.

Apa yang harus dilakukan bila anda menduga bahwa anda telah terekspos HIV?

Bila anda menduga bahwa anda telah terpapar HIV, anda hendaknya mendapatkan konseling dan melakukan testing/pemeriksaan HIV. Kewaspadaan hendaknya diambil guna mencegah penyebaran HIV kepada orang lain, seandainya anda benar terinfeksi HIV.  

Dengan perkembangan teknologi saat ini sudah beredar di toko online atau marketplace produk alat tes hiv rapid test hiv yang di jual bebas secara online di pasaran
dan alat ini penggunaan nya bisa di pakai sendiri di rumah tanpa anda datang ke apotik tidak perlu ke klinik atau rumah sakit jika anda ingin menjaga privasi anda, bisa anda dapat kan di blog kami ini salah satu uji / alat tes hiv yang paling akurat kami rekomendasikan adalah Mono Rapid Test Hiv / Monotes Strip Test Hiv.





Pengertian HIV & AIDS

Pengertian HIV & AIDS

Apakah HIV?
085730846493 HIV merupakan singkatan dari ’Human Immunodeficiency Virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.



Apakah AIDS?

AIDS adalah singkatan dari ‘Acquired ImmunoDeficiency Syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.

Apakah gejala-gejala HIV?

Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.

Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.

Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.

Kapankah seorang terkena AIDS?

Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:

·    Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
·  Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
·  Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
· Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.

Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.

Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?

Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.

Dengan perkembangan teknologi saat ini sudah beredar di toko online atau marketplace produk alat tes hiv rapid test hiv yang di jual bebas secara online di pasaran
dan alat ini penggunaan nya bisa di pakai sendiri di rumah tanpa anda datang ke apotik tidak perlu ke klinik atau rumah sakit jika anda ingin menjaga privasi anda, bisa anda dapat kan di blog kami ini salah satu uji / alat tes hiv yang paling akurat kami rekomendasikan adalah Mono Rapid Test Hiv / Monotes Strip Test Hiv.



Cara pemesanan alat tes hiv